TIMES JEPARA, JOMBANG – Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), H. M. Zulfikar As’ad atau yang akrab disapa Gus Ufik, menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, istilah MBG sebaiknya diperjelas menjadi Makanan Bergizi Siswa, agar masyarakat tidak salah menafsirkan tujuan program.
Pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)Jombang ini menilai bahwa program MBG menyangkut hal yang sangat mendasar yakni kehidupan dan perkembangan generasi bangsa. Karena itu, pelaksanaannya harus dipersiapkan dengan matang, berbasis disiplin Kesehatan Komunitas.
“Program ini jangan sekadar jalan, tetapi harus berorientasi pada pencegahan, promosi, edukasi, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” tegasnya kepada TIMES Indonesia, Senin (29/9/2025).
Prinsip Kesehatan Komunitas untuk MBG
Salah satu Pimpinan Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang ini memaparkan sejumlah prinsip Kesehatan Komunitas yang harus menjadi dasar pelaksanaan program MBG:
1. Fokus pada Pencegahan: menekankan tindakan preventif melalui promosi dan edukasi kepada seluruh stakeholder.
2. Partisipasi Aktif Masyarakat: melibatkan sekolah dan madrasah, guru, orang tua, hingga siswa secara langsung dalam identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan.
3. Pendekatan Holistik: memandang kesehatan tidak hanya dari sisi individu, tetapi juga keluarga, lingkungan, dan budaya masyarakat.
Belajar dari Dapur Pesantren
Menariknya, Gus Ufik mencontohkan bagaimana pesantren bisa menjadi rujukan dalam pengelolaan program MBG. Ia menilai pesantren sudah terbiasa mengelola “dapur umum” untuk melayani ribuan santri setiap hari, dengan pola yang aman, lancar, bahkan efisien dari segi biaya.
“Tidak perlu malu belajar ke pesantren. Karena pengelolaan konsumsi dalam skala besar sudah biasa dilakukan di lingkungan pesantren. Ini bisa menjadi inspirasi untuk memastikan MBG berjalan efektif, aman, dan efisien,” ujarnya.
Menurut Gus Ufik, dengan landasan prinsip kesehatan komunitas dan sinergi antar pihak, program MBG dapat menjadi instrumen penting dalam mencetak generasi sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.
“Intinya, jangan sampai ada sesuatu yang tidak kita inginkan. Program MBG ini harus benar-benar menjadi investasi kesehatan bagi anak bangsa,” ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ketua LK PBNU Dorong Evaluasi MBG, Gus Ufik: Perlu Belajar dari Pesantren
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |