TIMES JEPARA, JAKARTA – Iran telah mengeksekusi seorang pria, warga negaranya karena menjadi mata-mata badan intelijen Israel, Mossad, Rabu (17/9/2025) siang tadi.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, melaporkan bahwa Babak Shahbazi yang bekerja untuk rezim Zionis di bidang intelijen, spionase, dan keamanan, serta bertukar informasi dengan individu-individu yang berafiliasi dengan rezim ini, dieksekusi pagi tadi setelah Mahkamah Agung menguatkan hukuman tersebut.
Shahbazi ditangkap pada Januari 2024 menyusul penangkapan agen Mossad, Ismail Fikri dan pengakuannya selama interogasi, menurut sumber yang sama.
Iran telah mengeksekusi seorang pria yang dihukum karena bekerja sama dengan badan mata-mata Israel, Mossad dan menyampaikan informasi intelijen tentang situs-situs keamanan tinggi Iran selama perang agresi 12 hari yang diberlakukan oleh entitas ilegal tersebut terhadap Republik Islam Iran pada bulan Juni.
Kantor berita Mizan, milik Kehakiman Iran juga melaporkan Rabu pagi tadi terpidana Babak Shahbazi, telah dieksekusi dengan cara digantung melalui proses hukum yang berlaku di Iran dan konfirmasi hukuman matinya ditetapkan Mahkamah Agung Iran.
"Babak Shahbazi, seorang mata-mata Mossad yang bekerja sama dalam intelijen, spionase, dan keamanan dengan rezim Zionis, serta bertukar informasi dengan individu-individu yang berafiliasi dengan rezim tersebut, dieksekusi dengan cara digantung pagi ini setelah proses hukum selesai dan hukumannya dikuatkan oleh Mahkamah Agung," begitu bunyi berita daring tersebut.
Mizan menyebutkan, Shahbazi dijatuhi hukuman mati atas kejahatan berat berupa kerusakan di muka bumi dan "melawan Tuhan".
Lembaga tersebut juga menyebutkan, Shahbazi terlibat dalam desain dan pemasangan sistem pendingin industri untuk perusahaan yang terkait dengan organisasi dan fasilitas militer, keamanan, dan telekomunikasi Iran.
"Sehingga akses narapidana ini ke situs-situs tersebut memungkinkannya memberikan informasi kepada Mossad dengan imbalan uang dan tempat tinggal di negara asing," tambahnya.
Situs berita tersebut mengatakan, Shahbazi juga bekerja bersama Esmaeil Fekri, narapidana lain yang telah dieksekusi pada bulan Juni lalu juga terbukti menjadi mata-mata untuk Israel sejak awal 2022.
Shahbazi meminta Esmaeil Fekri untuk mengunjungi halaman media sosial Israel dan menawarkan untuk menjual informasi tentang pejabat tinggi Republik Islam serta lokasi dan pergerakan mereka "dengan imbalan keamanan bagi dirinya dan keluarganya, status penduduk tetap di Amerika Serikat, plus 120 juta dolar AS dalam bentuk tunai atau mata uang kripto," kata Mizan.
Shahbazi, dalam komunikasi mingguan dengan elemen-elemen agensi (Mossad), mengirimkan lokasi proyek yang tepat, jenis kegiatan proyek, jumlah personel yang aktif di setiap proyek, titik masuk dan keluar setiap kompleks, spesifikasi pimpinan dan individu kunci, isu-isu teknis, serta kekuatan dan kelemahan proyek kepada para pejabat terkait.
Mizan melaporkan, pengacara Shahbazi telah meminta banding ke Mahkamah Agung, namun ditolak, bahkan hukuman matinya dikuatkan.
Pada akhir Juli, pasukan intelijen Iran mengatakan, mereka telah menangkap 20 mata-mata, agen operasional dan pendukung Mossad, serta elemen-elemen yang terhubung dengan perwira intelijen rezim (Israel) di Teheran serta beberapa provinsi lainnya.
Pada tanggal 13 Juni, rezim Israel melancarkan tindakan agresi yang melanggar hukum terhadap Iran, yang menyebabkan terbunuhnya banyak komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga negara biasa.
Iran kemudian membalas dalam waktu kurang dari 24 jam dengan serangkaian rudal dan pesawat tak berawak, dan mengikutinya dengan serangkaian operasi pembalasan di bawah True Promise III.
AS yang sekutunya Israel kemudian ikut mengeroyok Iran pada tanggal 22 Juni, pesawat pengebomnya menyerang tiga lokasi nuklir Iran yang merupakan pelanggaran hukum internasional.
Sebagai tanggapan, Iran melancarkan serangan rudal terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, pangkalan udara militer AS terbesar di Asia Barat, dalam tindakan membela diri.
Iran telah mengeksekusi banyak individu yang dituduh memiliki hubungan dengan badan intelijen Mossad dan memfasilitasi operasinya di negara Iran.
Eksekusi terhadap warga Iran yang dihukum karena menjadi mata-mata untuk Israel telah meningkat secara signifikan tahun ini, dengan sedikitnya sembilan eksekusi dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
Shahbazi dieksekusi setelah melalui proses hukum dan persetujuan Mahkamah Agung mengonfirmasi perannya dalam pertukaran intelijen dengan agen yang terkait dengan Mossad.
Badan mata-mata Israel, Mossad telah berulang kali mengatur operasi spionase, sabotase, dan teroris di dalam Iran, termasuk serangan siber, pembunuhan ilmuwan nuklir, serta dukungan untuk jaringan musuh.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Iran Mengeksekusi Gantung Mata-Mata Mossad Israel
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |