https://jepara.times.co.id/
Berita

Matahari Semburkan Badai Dahsyat, Lima Benua di Bumi Kena Dampaknya

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:50
Matahari Semburkan Badai Dahsyat, Lima Benua di Bumi Kena Dampaknya Observatorium Dinamika Surya milik NASA menangkap gambar jilatan matahari ini  terlihat sebagai kilatan terang di paling kanan pada tanggal 13 Mei 2025.(FOTO A: NBC News/NASA)

TIMES JEPARA, JAKARTA – Matahari telah melepaskan dua semburan besar (suar) beruntun atau badai matahari pada Rabu (14/5/2025) pagi dan NASA menyebut ini adalah badai terkuat tahun ini.

Sehari sebelumnya NASA juga menangkap foto dramatis semburan matahari di sisi lainnya.

Semburan hari Rabu yang  beruntun tersebut, seperti dilansir NBC News, termasuk yang terkuat sejauh ini dilaporkan telah menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di sedikitnya lima benua.

Menurut Spaceweather.com, web yang dikelola oleh astronom Tony Phillips yang memantau secara dekat aktivitas harian matahari, sejak Selasa, pemadaman radio gelombang pendek telah dilaporkan terjadi di beberapa bagian Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Afrika, dan Timur Tengah.

Semburan yang dikeluarkan itu berupa aliran plasma dan partikel bermuatan ke kosmos dan atmosfer Bumi. Akibatnya terjadi pemadaman radio dan komunikasi di seluruh Bumi

Semburan beberapa kali yang terjadi minggu mungkin menandakan bahwa matahari sedang meningkatkan aktivitasnya.

Observatorium-Dinamika-Surya-milik-NASA-a.jpgBadai matahari yang kuat ini bisa membahayakan astronot di luar angkasa serta masalah bagi sistem GPS dan Satelit.(FOTO B: NBC News/NASA)

Badai matahari hari Rabu itu mencapai puncaknya sekitar pukul 4:25 pagi ET, dimana matahari melepaskan semburan kelas X yang besar, melontarkan aliran plasma dan partikel bermuatan ke kosmos.

"Suar sebesar ini jarang terjadi," tulis pejabat di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional dalam ringkasan kejadian tersebut

Suar matahari dikategorikan berdasarkan kekuatannya menjadi lima kelas. Suar terkecil dan terlemah adalah badai kelas A, diikuti oleh kelas B, kelas C, kelas M, dan yang paling kuat, kelas X.

Menurut NASA, setiap huruf itu mewakili peningkatan energi yang dilepaskan oleh matahari sebanyak 10 kali lipat dibandingkan kelas sebelumnya. Selain huruf, para ilmuwan juga menggunakan skala 1 hingga 9 untuk menggambarkan intensitas badai matahari.

Selama badai matahari hari Rabu, Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa mencatat suar X2,7 sesaat sebelum pukul 4:30 pagi ET, dan suar M5,3 beberapa jam sebelumnya. NASA juga menyebutkan, sehari sebelumnya, flare X1.2 yang terpisah meletus sekitar pukul 11:38 ET.

Solar Dynamics Observatory milik badan tersebut, yang diluncurkan pada tahun 2010, mengambil gambar yang mencengangkan dari peristiwa tersebut, yang memperlihatkan flare kelas X sebagai sulur api yang meletus dari matahari.

Ketika badai ini diarahkan ke Bumi, badai ini juga bisa mengganggu komunikasi radio atau melumpuhkan jaringan listrik karena planet ini dibombardir dengan aliran partikel bermuatan.

Shawn Dahl, seorang peramal cuaca di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA mengatakan, suar X2,7 terjadi saat matahari berada di atas Timur Tengah, yang menyebabkan terganggunya sinyal radio frekuensi tinggi di wilayah tersebut selama sekitar 10 menit selama puncak badai.

"Selain kemungkinan penurunan kualitas komunikasi (frekuensi tinggi) karena beberapa masalah memudarnya gelombang pendek, kami tidak mengetahui adanya kemungkinan atau dampak lain yang mungkin terjadi,” kata Dahl dalam pernyataan tertulisnya.

Meski demikian, badai matahari juga bisa menimbulkan konsekuensi yang lebih tidak berbahaya di Bumi, seperti pertunjukan cahaya utara yang luar biasa.

Saat partikel bermuatan menghantam medan magnet Bumi dan berinteraksi dengan atom dan molekul di atmosfer atas planet, partikel tersebut bisa mengintensifkan aurora di garis lintang yang lebih jauh ke selatan dari biasanya.

Tahun lalu, para ilmuwan mengatakan bahwa matahari telah memasuki fase sibuk dari siklus alaminya yang berlangsung selama 11 tahun.

Periode peningkatan aktivitas, yang dikenal sebagai solar maximum, kemungkinan akan terus berlanjut sepanjang tahun ini, yang berarti lebih banyak badai matahari bisa terjadi dalam beberapa bulan mendatang.

Dahl mengatakan, bahwa meskipun suar Rabu lalu merupakan yang terkuat sepanjang tahun ini, itu bukanlah yang terbesar dalam siklus aktivitas matahari saat ini. Sebutan itu dimaksudkan pada suar raksasa, yakni semburan badai X9.0 yang meletus pada 3 Oktober 2024 lalu. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jepara just now

Welcome to TIMES Jepara

TIMES Jepara is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.