TIMES JEPARA, PACITAN – Sebanyak 31 guru madrasah swasta yang tergabung dalam Perkumpulan Guru Madrasah Mandiri (PGMM) Kabupaten Pacitan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi nasional, Kamis (30/10/2025).
Mereka akan bergabung dengan ribuan guru madrasah swasta dari berbagai daerah untuk menyuarakan keadilan dan kesetaraan kesejahteraan bagi guru madrasah di seluruh Indonesia.
Rombongan berangkat menggunakan bus medium dari halaman Masjid Agung Darul Falah Pacitan sekitar pukul 13.00 WIB, setelah sebelumnya berkumpul sejak pukul 12.00 WIB.
Mereka merupakan perwakilan dari seluruh jenjang pendidikan madrasah, mulai dari RA, MI, MTs, hingga MA. Selain itu, peserta juga berasal dari berbagai yayasan seperti GUPPI, LP Ma’arif NU, Muhammadiyah, hingga yayasan mandiri.
“Total anggota kami sekitar 800 orang, tapi yang berangkat ke Jakarta hanya perwakilan. Kami membawa aspirasi guru-guru madrasah di Pacitan yang selama ini masih jauh dari sejahtera,” ujar Ketua Pimpinan Daerah PGMM Pacitan, Imron Prawito, Rabu (29/10/2025).

Imron yang juga guru di MIM Candi Pringkuku menjelaskan, para guru madrasah swasta selama ini tetap berperan besar dalam menjangkau peserta didik di pelosok yang tidak terjangkau sekolah negeri.
“Kami ikhlas mendidik, tapi dari sisi kesejahteraan memang belum tersentuh. Padahal secara kurikulum kami sudah satu sistem dengan pemerintah,” jelasnya.
Ketimpangan yang Disorot Tajam
Menurut Imron, ketimpangan kesejahteraan antara guru madrasah dan guru di lingkungan pendidikan nasional masih sangat terasa. Guru yang telah berstatus inpassing seharusnya mendapatkan penghasilan setara dengan guru negeri di bawah Kemendikbudristek.
“Di madrasah, tunjangan profesi (TPP) itu hanya sekitar Rp1,5 juta, ditambah bantuan presiden Rp500 ribu. Kalau guru inpassing bisa Rp2,6 juta, tapi mayoritas guru madrasah hanya dapat insentif dari yayasan sekitar Rp300 ribu per bulan,” paparnya.
Bahkan, kata dia, pencairan TPP sering kali tidak menentu. “Kadang bisa empat sampai lima bulan baru cair, tidak mesti tiga bulan,” tambahnya.
PGMM Pacitan juga sudah pernah mengajukan permintaan insentif tambahan ke DPRD Kabupaten Pacitan. Namun, permintaan itu belum bisa direalisasikan karena alasan keterbatasan anggaran daerah.
“Padahal, pemerintah daerah sebenarnya boleh memberikan dukungan insentif bagi guru madrasah, tetapi sepertinya belum menjadi prioritas,” ujar Imron.
Selain PGMM, dari Pacitan juga berangkat 22 guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Inpassing Nasional (PGIN). Mereka akan bergabung di titik aksi nasional di kawasan Istana Presiden dan Patung Kuda, Jakarta.
“Harapan kami sederhana, berikan keadilan dalam pembagian anggaran program pendidikan antara sekolah dan madrasah. Kami juga mengabdi untuk bangsa,” tegas Imron.
Perjuangan Panjang untuk Kesetaraan
Sementara itu, Koordinator aksi PGIN Kabupaten Pacitan, Wildan Nur Swi Harmoko, menyebutkan bahwa pihaknya telah lama memperjuangkan pengakuan masa kerja dan kesejahteraan bagi guru madrasah inpassing.
“Kami menerima SK inpassing sejak tahun 2011. Jumlah anggota terdata ada 424 orang, tapi sebagian sudah pindah, keluar, atau meninggal dunia,” ujarnya dikonfirmasi terpisah.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan, Baharuddin, menyatakan dukungannya terhadap langkah para guru madrasah swasta tersebut. Menurutnya, memperjuangkan kesejahteraan adalah hal yang wajar dan patut dihargai.
“Saya justru senang. Menyampaikan aspirasi itu hak setiap warga negara. Kami tentu ikut mendoakan agar apa yang mereka perjuangkan bisa tersampaikan dengan baik,” ujarnya.
Dalam aksi nasional tersebut, para guru membawa tiga tuntutan utama. Pertama, pengangkatan guru inpassing madrasah swasta menjadi PPPK dengan skala prioritas. Kedua, pengakuan masa kerja inpassing dan pembayaran tunjangan profesi yang masih tertunggak. Ketiga, penerbitan SK inpassing baru setiap tahun.
Aksi nasional yang digelar di Jakarta ini diinisiasi oleh Persatuan Guru Inpassing Nasional (PGIN) dan diikuti ribuan guru madrasah dari berbagai provinsi. Titik kumpul ditetapkan di halaman Masjid Istiqlal sebelum bergerak ke Istana Presiden dan Patung Kuda. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tuntut Keadilan, Guru Madrasah Swasta Pacitan Berangkat ke Jakarta Ikut Aksi Nasional
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |