TIMES JEPARA, JEPARA – Suasana kuliah di Timur Tengah kini bisa dirasakan langsung di Jawa. Tepatnya di Ma’had Aly Raudlatul Mubtadiin Balekambang, Jepara. Kampus Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI ini punya keunikan tersendiri. Gaya akademik khas dunia Arab menjadi warna utama dalam keseharian kampus.
Dipimpin langsung oleh DR KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA — sosok doktor maqashid syariah lulusan Universitas Al-Qarawiyyin Maroko — Ma’had Aly Balekambang jadi magnet baru bagi pencari ilmu keislaman. Pria yang akrab disapa Gus Nasrul itu ditunjuk sebagai mudir atau rektor untuk periode 2025–2030.
"Alhamdulillah, sejak mendapat izin resmi dari Kemenag pada 2018, Ma’had Aly Balekambang terus berkembang. Sudah dua kali melaksanakan wisuda dan meluluskan puluhan mahasantri dari berbagai provinsi," ungkap Gus Nasrul, Sabtu (31/5/2025).
Daya tarik kampus ini tidak main-main. Mayoritas dosennya merupakan lulusan Timur Tengah. Ada yang jebolan Universitas Al-Azhar Mesir, Ummul Qura Makkah, Universitas Yordania, hingga Universitas Sudan.
"Kami menghadirkan pengajar dengan latar belakang keilmuan yang beragam dari universitas Timur Tengah. Ini menjadikan kelas-kelas di sini kaya referensi dan bernuansa global," jelas Gus Nasrul, yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Persatuan Guru NU (PERGUNU) dan Wakil Ketua Komisi Kerukunan Antarumat Beragama MUI Pusat.
Saat ini, Ma’had Aly Balekambang hanya membuka satu program studi, yakni Hadits wa Ulumuhu atau Ilmu Hadits. Itu pun hanya untuk jenjang S1, sesuai ketentuan dari Kementerian Agama.
Menariknya, meski diperbolehkan memakai Bahasa Indonesia, para mahasantri lebih memilih menggunakan Bahasa Arab dalam penulisan skripsi dan percakapan harian. “Hal ini kami dorong agar mereka siap jika ingin lanjut studi ke Timur Tengah,” ujarnya.
Fasilitas kampus pun tak kalah mentereng. Berlokasi di kaki Gunung Muria, bangunan empat lantai yang ber-AC berdiri megah di lingkungan yang rindang dan sejuk. “Kampus kami tidak hanya nyaman, tapi juga sangat mendukung pembelajaran yang fokus dan religius,” kata Gus Nasrul.
Ma’had Aly ini berada di bawah naungan Pondok Pesantren Balekambang, pesantren legendaris yang berdiri sejak 1884. Saat ini diasuh oleh KH Moh. Ma’mun Abdullah Hadziq atau akrab disapa Mbah Ma’mun.
Pesantren tersebut tidak hanya menaungi MA’ALBA (Ma’had Aly Balekambang), tapi juga mengelola Politeknik Balekambang (POTEBA), SMK, MA, MTs, MI, Pendidikan Diniyah Formal Tahfidzul Qur’an, hingga madrasah salafiyah khusus kitab kuning selama enam tahun.
Meski dikenal dengan bangunannya yang megah dan fasilitas lengkap, biaya pendidikan di sini justru tergolong murah. Ribuan santri dari seluruh Indonesia, bahkan dari daerah minoritas Muslim seperti Papua, menempuh pendidikan di sini.
“Kami ingin pendidikan berkualitas tetap bisa diakses siapa pun, dari mana pun asalnya,” tegas Gus Nasrul, yang juga aktif mengisi ceramah dan seminar di berbagai wilayah Indonesia. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Faizal R Arief |